Melakukan pengukuran dan penghitungan menggunakan avometer menjadi hal yang sangat penting bagi Anda yang ingin belajar mengenai kelistrikan. Terlebih, cara menghitung avometer menjadi dasar para teknisi dalam memperbaiki peralatan elektronik maupun rangkaian instalasi listrik pada umumnya.
Penghitungan pada Avometer
Avometer atau yang juga seringkali disebut dengan multimeter, merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk menghitung berbagai satuan listrik. Adapun satuan yang dimaksud di antaranya arus listrik (ampere), tegangan (volt), serta tahanan (ohm). Saking kompleksnya, penghitungan ketiga satuan tersebut sejatinya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Ternyata, mengukur ketiga satuan listrik tersebut sangat mudah, namun sayangnya tidak banyak orang yang mengetahuinya. Sebelum mulai menghitungnya, pastikan juga avometer yang akan digunakan dalam keadaan baik dan masih berfungsi dengan normal sehingga hasilnya akan lebih akurat.
Mengukur arus listrik (Ampere)
Sebelum mengukur arus listrik, langkah awal yang perlu dilakukan yakni memutuskan salah satu jalur hubungan antara beban dan sumber tegangan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengukuran arus. Selanjutnya, ikuti langkah-langkah seperti berikut.
- Arahkan selektor saklar atau switch pemilih yang fungsinya untuk memilih jenis skala ukur apa yang akan diukur. Oleh karena itu, arahkan saklar tersebut ke arah DcmA baik di angka 2.5 atau 25 alias 0.25A.
- Atur Zero Adjustment atau alat untuk mengatur jarum penunjuk nilai di layar sehingga bernilai zero (nol) pada posisi standby.
- Lakukan kalibrasi avometer dengan cara menyatukan jarum penunjuk – dan + sehingga jarum tersebut bergerak penuh.
- Selanjutnya, cara menghitung avometer yang terakhir yakni dengan mengarahkan jarum probe sebagai penghubung ke terminal, kemudian lihat hasil yang ditunjukkan pada layar maupun indikator skala ukur yang diperoleh.
Mengukur tegangan (voltase) pada rangkaian
Pengukuran voltase atau tegangan listrik sejatinya tidak jauh berbeda dengan mengukur arus listrik. Akan tetapi, yang berbeda yakni jika pengukuran arus dilakukan dengan pemasangan jarum pengukur (probe) secara seri, maka dalam pengukuran tegangan dilakukan secara paralel.
Ada 2 jenis tegangan listrik yang umum dipakai dalam penghitungan yakni tegangan arus searah (Direct currect/DC) dan arus bolak-balik (Alternating currect /AC). Dengan menggunakan avometer, kedua jenis tegangan listrik ini dapat diukur menggunakan beberapa garis batas skala yang sudah disediakan.
Mengukur tahanan (Ohm)
Melakukan pengukuran tahanan atau resistansi sejatinya bukan merupakan hal yang sulit. Berikut langkah-langkah yang bisa Anda jalankan.
- Atur posisi saklar selektor ke bagian Ohm (Ω).
- Selanjutnya, pilih skala yang sesuai dengan perkiraan Ohm yang biasanya diawali dengan tanda “X” (khusus multimeter analog). Jika Anda menggunakan multimeter digital, tentu saja langkah ini bias dilewati.
- Hubungkan probe ke komponen Resistor. Pemasangan ini boleh terbalik karena sejatinya tidak ada polaritas yang dapat berakibat cukup fatal.
- Pada display sudah terdapat hasil pengukuran. Khusus untuk multimeter analog, cara menghitung avometer memerlukan pengalian seperti pada langkah kedua.
Sebagai contoh, Anda arahkan selektor switch pada bagian x1, x10, x100, atau x1K Ω sesuai kebutuhan. Selanjutnya, pastikan atur Zero Adjustment pada posisi standby supaya hasil pengukuran lebih akurat dan sesuai. Biasakan juga sebelum melakukan pengukuran, hubungkan kedua jarum pengukur – dan + sehingga jarum penunjuk bisa bergerak.
Selanjutnya, tempelkan pada komponen atau rangkaian komponen yang akan diukur. Perlu diingat juga bahwa pengukuran Ohm dilakukan ketika komponen atau rangkaian tersebut tidak dalam keadaan bertegangan karena akan merusak alat ukur itu sendiri.
Lakukan cara menghitung avometer dengan pengalian pada angka yang ditunjuk jarum, misalnya jika menunjuk ke angka 20 sedangkan selektor switch ke x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 20×100 = 2000 Ω.
Apakah Hasil Pengukuran Selalu Akurat?
Setelah Anda mengetahui cara pengukuran berbagai skala ukur menggunakan avometer, pernahkah kepikiran kalau hasil pengukuran apakah senantiasa akurat? Nyatanya, tidak selalu karena hasil pengukuran bisa saja salah jika kita tidak dilakukan dengan teliti. Terkecuali menggunakan avometer digital yang langsung dapat melihat hasil pengukuran dalam bentuk angka.
Ya, jika Anda masih menggunakan multimeter analog, tentu saja diperlukan ilmu lebih lanjut untuk membaca dan mempertimbangkan berbagai faktor penentu hasil pengukuran yang akurat. Selain itu, ada beberapa faktor yang juga dapat memicu hasil pengukuran termasuk akurat atau tidak, yakni:
Avometer masih bekerja dengan baik
Hal yang sudah pasti menjadi faktor utama apakah pengukuran dengan avometer bisa dilakukan dengan maksimal, yakni apakah alat tersebut masih normal dan dapat bekerja dengan baik. Apabila ada kerusakan pada avometer tersebut, sudah pasti akan membuat hasil pengukuran menjadi tidak maksimal.
Memastikan Zero adjustment pada posisi Nol
Sebelum melakukan cara menghitung avometer, pastikan bahwa Zero Adjustment tetap standby pada posisi Nol. Jika tidak, Anda dapat menggeser Zero adjustment tersebut sehingga jarum penunjuk nilai mengarah pada angka Nol.
Arah selector switch
Arah saklar selektor juga menentukan apakah hasil pengukuran menggunakan multimeter akurat atau tidak. Anda juga perlu menghitung nilai dari ACV, DCV, bahkan DcmA. Akan tetapi, karena penghitungan nilainya sama, maka Anda bisa mempelajari salah satunya saja.
Contoh Penghitungan dan Kendalanya
Ambil contoh pada penghitungan nilai dari pengukuran tegangan (voltase) berikut. Nilai tegangan yang diukur pada avometer menunjukkan nilai 15 VDC, posisi saklar pengatur di posisi 1000 DCV, namun saat memperhatikan display, skala terbesar adalah 250, 50, dan 10 saja.
Meski demikian, Anda tidak perlu khawatir karena pada jarum penunjuk mengarah pada angka 1000 DCV sehingga nilai 10 sama dengan angka tersebut.
Jika nilai tegangan 15 volt sedangkan skala ukur mengarah pada angka 1000, maka jarum di layar akan mengarah pada bagian awal dengan jarak yang sangat kecil. Solusinya, Anda dapat memindahkan selektor switch ke nilai DCV sehingga dapat membuat jarum penunjuk nilai tersebut bergerak lebih jauh sehingga pengukuran bisa lebih akurat.
Misalnya kita gerakkan selektor switch pada posisi 10 DCV maka jarum akan bergerak ke ujung kanan dengan cepat melebihi kapasitas angka dari avometer. Hal ini karena nilai tegangan yang diukur jauh lebih besar jika dibandingkan dengan skala maksimal dari nilai selektor switch.
Tentunya, Anda harus hati-hati dengan hal ini karena jika didiamkan malah akan merusak avometer itu sendiri. Oleh karenanya, cepat putuskan hubungan dari benda yang diukur dengan avometer dan pindahkan nilainya menjadi lebih besar dengan selektor switch.
Dari langkah-langkah di atas dapat dilihat jika pengukuran dengan avometer analog ataupun digital sejatinya sama saja. Pembedanya hanya bagaimana cara membaca di display.
Pada cara menghitung avometer digital, angka hasil pengukuran akan langsung muncul, sedangkan ada avometer analog diperlukan perkalian dengan skala yang ditunjukkan oleh selector. Cukup sederhana, bukan?. Untuk anda yang ingin memilih avometer pastikan anda membeli merk avometer terbaik, agar kualitas lebih terjamin. Semoga informasi ini bisa bermanfaat dan terima kasih.
Referensi:
- Infootomotif. (2021). Cara Menggunakan Avometer, Berikut Penjelasannya. Kumparan.com
- Pambudi, Giri Wahyu. (2020). Cara Mudah Membaca Multimeter/Multitester Analog. Cronyos.com
- Ramadhan, Wijdan Sidiq. (2018). Cara Menggunakan AVO Meter Mengukur dan Menghitung Hasil Pengukuran Arus, Tegangan, Tahanan dengan Akurat. Kelistrikanku.com